Jumat, 22 Mei 2015

Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran ( metode praktik langsung, open ended, stad)


METODE PEMBELAJARAN PRAKTIK LANGSUNG, OPEN ENDED, DAN STAD



Disusun Oleh :
                            Muni Matul Azizah                         1401060046
                            Siti Halimathusya’diyah                 1401060050
                            Puput Nirwana                                1401060059
                            Asda Putri Yulianti                         1401060068
                            Muchamad Alifian Bachroni          1401060084
                            Dhini Yanda Raylha Rizqi             1401060086
                            Anggrexani Ananta Putri                1401060091


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “METODE PEMBELAJARAN PRAKTIK LANGSUNG, OPEN ENDED, DAN STAD”.
Penulis menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dari penulis.
Untuk itulah, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca makalah ini. Semoga makalah ini bisa menjadi pedoman serta sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca.














DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................          i
KATA PENGANTAR ...........................................................................          ii
DAFTAR ISI .........................................................................................          iii
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ............................................................................          1
B.     Rumusan Masalah ........................................................................          1
C.     Tujuan Penulisan ..........................................................................          1
PEMBAHASAN
1.    Metode Praktik Langsung
A.    Pengertian Metode Praktik Langsung .........................................          2
B.     Langkah – langkah dalam Pelaksanaan Metode Praktik Langsung        3
C.     Contoh Konkreat Metode Praktik Langsung...............................          3
D.    Manfaat Metode Prakrik Langsung .............................................          3
E.     Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktik Langsung...............          3
2.    Open Ended
A.    Pengertian Open Ended ..............................................................          4
B.     Penerapan Problem Open Ended .................................................          4
C.     Tujuan Pembelajaran melalui Pemahaman Open Ended..............          4
D.    Langkah Guru dalam Mengembangkan Open Ended..................          5
E.     Contoh Konkreat Metode Open Ended.......................................          6
F.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Open Ended ........................          7
3.    STAD
A.    Pengertian STAD ........................................................................          8
B.     Prinsip Pembelajaran Kooperatif .................................................          8
C.     Ciri Pembelajaran Kooperatif ......................................................          8
D.    Sintaks Model Pembelajaran STAD ............................................          8
E.     Contoh Konkreat Metode Pembelajaran STAD ..........................          11
F.      Kelebihan dan Kelemahan Metode STAD ..................................          12
G.    Hubungan Penerapan Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ........................................................................................            13
PENUTUP
A.    Kesimpilan ..................................................................................          14
B.     Saran ...........................................................................................          15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan, perlu dilakukan upaya inovatif oleh para guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pendidik. Terdapat banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh para pendidik dalam mewujudkan tujuan instruksional pendidikan, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadilah suatu proses belajar yang ideal.
Penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar dan mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran mempuanyai kegunaan dan manfaat yang banyak, salah satunya adalah dalam proses pembelajaran, media dapat menjadi pembangkit keinginan, minat dan motivasi bagi para peserta didik untuk belajar.
B.       RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana Metode Pembelajaran Praktik Langsung ?
2.    Bagaimana Metode Pembelajaran Open – Ended?
3.    Bagaimana Metode Pembelajaran STAD ?

C.      TUJUAN PENULISAN
1.    Menjelaskan Metode Pembelajaran Praktik Langsung
2.    Mendeskripsikan Metode Pembelajaran Open – Ended
3.    Menjabarkan Metode Pembelajaran STAD











BAB II
PEMBAHASAN
1.    Metode Praktik Langsung
A.   Pengertian Metode Praktik Langsung
                   Metode praktik langsung adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada anak-anak. Melalui kegiatan praktik langsung diharapkan anak mendapatkan pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek. Contoh: Guru menuangkan pasir dalam ember kemudian anak mengikuti apa yang telah dilakukan guru.
                   Praktek langsung adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada anak-anak.
                   Praktik langsung, atau hands–on learning, adalah istilah yang umum dalam pembelajaran sains. Praktik langsung merupakan pengalaman pendidikan yang melibatkan anak secara aktif dalam manipulasi objek untuk menambah pengetahuan atau pengalaman (Haury & Rillero, 1994). Meinhard (Haury & Rillero, 1994) mengemukakan bahwa kegiatan praktik langsung adalah kegiatan menggunakan objek, berupa makhluk hidup maupun benda mati, yang tersedia secara langsung untuk penelitian.
                   Metode praktek langsung merupakan metode mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan praktek agar siswa memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Alasan menggunakan metode ini adalah :
1.      Dengan praktek siswa akan lebih mengaplikasikan materi yang diberikan oleh guru / pembimbing.
2.      Siswa akan mampu membuktikan / mempercayai teori yang telah dia dapatkan setelah praktek.
3.      Siswa menjadi tidak bingung / ngambang terhadap teori yang didapatkan dengan menjalankan praktek. Kelebihan metode pelatihan.
4.      Siswa langsung dihadapan pada permasalahan nyata, yaitu praktek. Misalnya bagaimana membuat kunci pas dll.
5.      Ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari dari teori yang disampaikan guru dengan melakukan praktek.
6.      Seorang siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan.
Kelemahan metode praktek.
7.      Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa.
8.      Guru / pembimbing biasanya setelah selesai memberi contoh meninggalkan ruangan praktek.
9.      Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai.
                   Melalui kegiatan praktek langsung, diharapkan anak mendapatkan pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek.Sehingga anak membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang telah dialami oleh anak.
B.   Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Metode Praktek Langsung
a.  Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktekkan.
b.  Guru mempraktekkan di depan anak-anak secara langsung.
c.  Jika tidak berbahaya bagi anak, anak dapat mencoba mempraktekkan apa yang telah dipraktekkan oleh guru dengan dibimbing oleh guru.
            Melalui kegiatan praktik langsung diharapkan anak mendapatkan pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek. Contoh : Guru menuangkan pasir dalam ember. Guru menekankan kata pada kosa kata yang hendak diperkenalkan pada anak.

C.   Contoh Konkreat Metode Pembelajaran Praktik Langsung
                                     a. Indikator                             : Menyebutkan bangun ruang dalam kehidupan sehari - hari
      b. Kegiatan                  : “Membuat bangun ruang dari jarring - jaring”
      c. Tujuan                     :
1.    Anak dapat membuat jaring – jaring bangun ruang
2.    Anak dapat membuat bangun ruang tersebut dan dapat menyebutkan bangun ruang yang lain.
      d. Alat                         :
1.    kertas kerja.
2.    penggaris
3.    Spidol
4.    Gunting
5.    Lem
e. Metode                                :
1.    Penyampaian materi
2.    Praktik langsung
f. Langkah-langkah     :             
1.    Guru menyiapkan alat/bahan.
2.    Guru menjelaskan materi, memberi contoh pelaksanaan dan tugas.
3.    Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan alat / bahan yang akan di praktekan
4.    Siswa mencoba membuat apa yang disuruh oleh guru.
      g. Penilaian                  :
1.    Anak mampu mengerjakan tugas dengan membuat salah satu contoh bangun ruang ( balok, kubus, dll ).
2.    Penugasan.

D.      Manfaat Metode Praktik Langsung
Metode praktik langsung memiliki  beberapa manfaat, yakni:
a.    Memacu kemampuan dasar anak
b.    Memacu kebiasaan dan mental agar yang dipelajari anak dapat lebih mengena atau berarti, tepat dan berguna. Hal – hal tersebut diatas dapat berhasil apabila anak juga mengerti konteks keseluruhan dari kibat drill and practice  atau kegunaan bagi dirinya.

E.   Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktik Langsung
     1.  Kelebihan
1.    Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan memecahkan masalah secara langsung.
2.    Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang sedang dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir dalam memecahkan masalah.
3.    Siswa lebih mudah mengerti dan memahami.
4.    Siswa bisa langsung memperaktikkan setelah mendapatkan teori.
     2.  Kelemahan
1.    Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung terhadap alat-alat tertentu.
2.    Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.
3.    Ketidak sediaan alat peraga atau prasarana yang mendukung.

2.    Open Ended
A.   Pengertian Open Ended
            Open Ended adalah pembelajaran pendekatan terbuka yang memberikan kebebasan individu untuk mengembangkan berbagai cara dan strategi pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik.

B.   Penerapan Problem Open-ended
Dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir. Dihadapkan dengan problem open-ended  siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Pembelajaran dengan pendekatan open-ended biasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran membawa siswa dalam menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.

C.      Tujuan Pembelajaran melalui Pendekatan Open-ended  
Tujuan pembelajaran melalui pendekatan open ended yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif  dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
Tujuannya agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Pokok  pikiran dari pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended bersifat terbuka.

D.      Langkah Guru dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Open–Ended.
Langkah penting yang harus dikembangkan guru dalam pembelajran melalui pendekatan open-ended adalah menyusun rencana pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan kepada siswa, yakni:
a.    Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan bernilai?
Masalah (problem) harus mendorong siswa untuk berfikir dari berbagai sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai untuk siswa yang berkemampuan tinggi maupun rendah dengan menggunakan berbagai strategi sesuai kemampuannya.
b.    Apakah level matematika dari masalah (problem) itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan problem open-ended, mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang mereka punyai. Jika guru memprediksi bahwa persoalan itu diluar jangkauan siswa, maka problem itu harus diubah/diganti dengan problem yang berada dalam wilayah pemikiran siswa.
c.    Apakah problem itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?
Problem harus memiliki keterkaitan atau dihubungkan dengan konsep-konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berfikir tingkat tinggi.
Apabila kita telah memformulasi problem mengikuti kriteria yang telah dikemukakan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran yang baik. Pada tahap ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.    Tuliskan respon siswa yang diharapkan
Siswa diharapkan merespon problem open-ended dengan berbagai cara. Oleh karena itu guru harus menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap problem. Karena kemampuan siswa dalam mengekspresikan idea tau pikirannya terbatas, mungkin mereka tidak akan mampu menjelaskan aktivitas mereka dalam memecahkan problem itu. Namun mungkin juga mereka mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan cara berbeda. Dengan demikian antisipasi guru membuat banyak kemungkinan respon yang dikemukakan siswa menjadi penting dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan permasalahan sesuai dengan cara kemamapuan siswa.
b.    Tujuan dari problem itu diberikan harus jelas
Guru harus memahami peranan problem itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Problem dapat diperlakukan sebagai topik yang independen, seperti dalam pengenalan konsep baru, atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar siswa. Dari pengalaman, problem open-ended efektif untuk pengenalan konsep baru atau dalam rangkuman dari kegiatan belajar.
c.    Sajikan problem semenarik mungkin.
Konteks permasalahan yang diberikan harus dikenal baik oleh siswa dan harus membangkitkan semangat intelektual. Karena problem open-ended memerlukan waktu untuk berfikir dan mempertimbangkan, maka problem itu harus mampu menarik perhatian siswa.
d.  Lengkapi prinsip posting problem sehingga siswa memahami dengan mudah maksud dari problem itu.
Problem harus diekspresikan sedemikian sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan jika eksplanasi problem terlalu ringkas. Hal ini dapat timbul karena guru bermaksud memberikan kebebasan yang cukup bagi siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah atau bisa diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman dalam belajar karena terbiasa mengikuti petunjuk-petunjuk dari buku teks. Untuk menghindari kesulitan yang dihadapi siswa seperti ini, guru harus memberikan perhatian khusus menyajikan atau menampilkan problem.
e.    Berikan waktu yang cukup kepada siswa untukmengeksplorasi problem.
Kadang-kadang waktu yang diberikan tidak cukup dalam menyajikan problem pemecahannya, mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian, dan merangkum apa yang telah siswa pelajari. Oleh karena itu guru harus memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem. Berdiskusi secara aktif anatara siswa dan antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran open-ended. Guru dapat membuat dua periode waktu untuk satu problem open-ended. Periode pertama, siswa bekerja secara individual atau kelompok dalam memecahkan problem dan membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan. Kemudian periode kedua, digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan serta penyimpulan dari guru, dari pengalaman pembelajaran seperti ini terbukti efektif.

E.       Contoh Kongkreat Metode Pembelajaran Open-Ended
a.    Kegiatan Awal :
1.    Guru melakukan tanya jawab untuk mengecek pengetahuan persyaratan dan ketrampilan yang dimiliki siswa.
2.    Guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan mereka pelajari dan kegunaan materi tersebut.
b.    Kegiatan Inti :
1.    Memberi masalah .
Guru memberi masalah open – ended yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
2.    Mengeksplorasi Masalah
Waktu mengeksplorasi masalah dibagi dua sesi. Sesi pertama untuk bekerja secara individual untuk menyelesaikan masalah. Pada sesi kedua siswa bekerja secara kelompok untuk mendiskusikan hasil pekerjaan individunya.
3.    Merekam Respon Siswa
Guru meminta beberapa orang siswa sebagai wakil dari beberapa kelompok untuk mengemukakan hasil diskusi. Siswa diharapkan merespon masalah dengan berbagai cara atau penyelesaian dan guru merekamnya
4.    Pembahasan Respon Siswa (diskusi siswa)
Guru mencatat respon siswa, pendekatan atau solusi masalah mereka dan menulis sebanyak mungkin kemungkinan respon siswa dan mendaftarnya. Kemudian guru mengelompokan siswa sesuai dengan sudut pandang tertentu. Dalam proses diskusi kelas guru mendorong siswa agar memberikan jawaban dan kesimpulan konsep yang diajarkan.
5.    Meringkas apa yang dipelajari
Hasil diskusi kelas disimpulkan, kemudian guru memberikan soal-soal lain yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari dan siswa diminta mengerjakannya baik secara individu maupun kelompok.
c.    Kegiatan Akhir :
1.    Guru memberikan soal – soal untuk dikerjakan dirumah
2.    Guru memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

F.       Kelebihan dan Kelemahan pendekatan Open–Ended.
Dalam pendekatan open-ended guru memberikan permasalah kepada siswa yang solusinya tidak perlu ditentukan hanya melalui satu jalan. Guru harus memanfaatkan keragaman cara atau prosedur yang ditempuh siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut akan memberikan pengalaman pada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan cara berfikir matematik yang telah diperoleh sebelumnya. Ada beberapa kelebihan dari pendekatan ini, antara lain:
a.  Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya.
b.  Siswa memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan pengetahuan serta keterampilan matematika secara komprehensif.
c.  Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri.
d.  Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban yang mereka berikan.
e.  Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.
Disamping kelebihan yang dapat diperoleh dari pendekatan open-ended, terdapat juga beberapa kelemahan, diantaranya:
a.  Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang bermakna bagi siswa.
b.  Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahamai siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
c. Karena jawaban bersifat bebas, siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d.  Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.


3.        STAD ( Student Teams Achievement )
A.      Pengertian STAD ( Student Teams Achievement )
Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan merekaharus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
B.       Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.
a.    Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b.    Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c.    Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d.   Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e.    Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f.     Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

C.      Ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagaiberikut:
a.    Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.    Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c.    Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

D.      Sintaks Model Pembelajaran STAD
Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti berikut :
Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD
Langkah
Indikator
Tingkah laku guru
Langkah 1



Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4


Langkah 5



Langkah 6
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa


Menyajikan informasi

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok- kelompok belajar
Membimbimg kelompok belajar

Evaluasi



Memberikan penghargaan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasaryang akan dicapai serta memotivasi siswa
Guru menyajikan informasi kepada siswa

Guru menginformasikan pengelom-pokkanSiswa
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar tentangmateri pembelajaran yang telah dilaksanakan

Guru memberi penghargaan hasil belajarindividual dan kelompok

Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.
Sintaks model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :
a.    Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
b.    Guru menyajikan pelajaran.
c.    Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d.   Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
e.    Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.
f.     Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
g.    Guru memberikan evaluasi.
h.    Penutup.
Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuanpada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD
Skor Kuis
Poin peningkatan
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar
1-10 point di bawah skor dasar
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar
5
10
20
30
30
Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar(Sumber:Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)
Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poinpeningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Predikat Keberhasilan Kelompok
Kriteria
Nilai Perkembangan
Excellent
The best teams
Good teams
General teams
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5
 (Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo, 2008:50)
E.   Contoh Konkreat pembelajaran STAD
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) :
1.    Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a.   Pembukaan
1)        Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
2)        Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
3)        Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b.  Pengembangan
1)        Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2)        Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan.
3)        Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
4)        Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
5)        Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
c.  Latihan Terbimbing
1)        Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.
2)        Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
3)        Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2.    Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
a)        Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.
b)        Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.
c)        Bagikan lembar kegiatan siswa.
d)       Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
e)        Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.
f)         Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.
3.    Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4.    Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.

F.    Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Tipe STAD
A. Kelebihan model pembelajaran Kooperatif STAD menurut Davidson (dalam Nurasma,2006:26) :
a.    Meningkatkan kecakapan individu
b.    Meningkatkan kecakapan kelompok
c.    Meningkatkan komitmen
d.   Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
e.    Tidak bersifat kompetitif
f.     Tidak memiliki rasa dendam

B.       Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007 ) yaitu:
a.    Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
b.    Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.

G.      Hubungan Penerapan Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep fisika secara benar.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Pengajaran fisika yang disajikan dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman - pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama.Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang berbeda - beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan.
Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati. Apabila ditinjau dari proses pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan dengan penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa





BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Metode praktik langsung adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukannya secara langsung, sedangkan open ended adalah pembelajaran pendekatan terbuka yang memberikan kebebasan individu untuk mengembangkan berbagai cara dan strategi pemacahan masalah sesuai dengan kemampuan masing – masing peserta didik dan pembelajaran STAD ( kooperatif ) adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

B.       SARAN
1.    Sebagai seorang pendidik harus bisa mengaplikasikan berbagai metode diantaranya yaitu praktik langsung, open ended dan STAD.
2.    Harus biasa  merangsang peserta didik supaya berkembang menjadi seorang siswa yang aktif dan kreatif.
3.    Harus dapat membuat peserta didik cepat memecahkan masalah yang diberikan oleh seorang pendidik.          
                  















DAFTAR PUSTAKA

Muhammad.Ramadhan.23Februari2013.http://nahdamar.blogspot.com/2013/02/model-pembelajaran-open-ended.html.diakses 22 Mei 2015
              Sucipto. 2009. (Online) http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2009/12/31/metode-mengajar-praktek/ (diakses 4 Maret 2014).
http://delta4mathandcrochet.blogspot.com/2014/02/makalah-model-pembelajaran-langsung_12.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar