METODE PEMBELAJARAN PRAKTIK
LANGSUNG, OPEN ENDED, DAN STAD
Disusun Oleh :
Muni
Matul Azizah 1401060046
Siti
Halimathusya’diyah 1401060050
Puput
Nirwana 1401060059
Asda
Putri Yulianti 1401060068
Muchamad
Alifian Bachroni 1401060084
Dhini Yanda
Raylha Rizqi 1401060086
Anggrexani
Ananta Putri 1401060091
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “METODE
PEMBELAJARAN PRAKTIK LANGSUNG, OPEN ENDED, DAN STAD”.
Penulis menyusun makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dari penulis.
Untuk itulah, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca makalah ini. Semoga makalah ini
bisa menjadi pedoman serta sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1
PEMBAHASAN
1. Metode Praktik Langsung
A. Pengertian Metode Praktik Langsung ......................................... 2
B. Langkah – langkah dalam Pelaksanaan Metode Praktik Langsung 3
C. Contoh Konkreat Metode Praktik Langsung............................... 3
D. Manfaat Metode Prakrik Langsung ............................................. 3
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktik Langsung............... 3
2. Open Ended
A. Pengertian Open Ended .............................................................. 4
B. Penerapan Problem Open Ended ................................................. 4
C. Tujuan Pembelajaran melalui Pemahaman Open Ended.............. 4
D. Langkah Guru dalam Mengembangkan Open Ended.................. 5
E. Contoh Konkreat Metode Open Ended....................................... 6
F. Kelebihan dan Kelemahan Metode Open Ended ........................ 7
3. STAD
A. Pengertian STAD ........................................................................ 8
B. Prinsip Pembelajaran Kooperatif ................................................. 8
C. Ciri Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 8
D. Sintaks Model Pembelajaran STAD ............................................ 8
E. Contoh Konkreat Metode Pembelajaran STAD .......................... 11
F. Kelebihan dan Kelemahan Metode STAD .................................. 12
G.
Hubungan Penerapan
Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
........................................................................................
13
PENUTUP
A. Kesimpilan .................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam
rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang
dan tingkat pendidikan, perlu dilakukan upaya inovatif oleh para guru dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pendidik. Terdapat banyak
cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh para pendidik dalam mewujudkan tujuan
instruksional pendidikan, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga terjadilah suatu proses belajar yang ideal.
Penggunaan
media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar dan mengajar yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media
pembelajaran mempuanyai kegunaan dan manfaat yang banyak, salah satunya adalah
dalam proses pembelajaran, media dapat menjadi pembangkit keinginan, minat dan
motivasi bagi para peserta didik untuk belajar.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana Metode Pembelajaran Praktik Langsung ?
2. Bagaimana Metode Pembelajaran Open – Ended?
3. Bagaimana Metode Pembelajaran STAD ?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan Metode Pembelajaran Praktik Langsung
2. Mendeskripsikan Metode Pembelajaran Open – Ended
3. Menjabarkan Metode Pembelajaran STAD
BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode Praktik Langsung
A. Pengertian Metode Praktik Langsung
Metode
praktik langsung adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan
praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada
anak-anak. Melalui kegiatan praktik langsung diharapkan anak mendapatkan
pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek. Contoh: Guru menuangkan
pasir dalam ember kemudian anak mengikuti apa yang telah dilakukan guru.
Praktek langsung adalah
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan praktek
secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada anak-anak.
Praktik langsung, atau hands–on
learning, adalah istilah yang umum dalam pembelajaran sains. Praktik
langsung merupakan pengalaman pendidikan yang melibatkan anak secara aktif
dalam manipulasi objek untuk menambah pengetahuan atau pengalaman (Haury &
Rillero, 1994). Meinhard (Haury
& Rillero, 1994) mengemukakan bahwa kegiatan praktik langsung adalah
kegiatan menggunakan objek, berupa makhluk hidup maupun benda mati, yang
tersedia secara langsung untuk penelitian.
Metode praktek langsung merupakan metode mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan latihan praktek agar siswa memiliki ketegasan atau ketrampilan yang
lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Alasan menggunakan metode ini
adalah :
1.
Dengan praktek siswa akan lebih
mengaplikasikan materi yang diberikan oleh guru / pembimbing.
2.
Siswa akan mampu membuktikan /
mempercayai teori yang telah dia dapatkan setelah praktek.
3.
Siswa menjadi tidak bingung /
ngambang terhadap teori yang didapatkan dengan menjalankan praktek. Kelebihan
metode pelatihan.
4.
Siswa langsung dihadapan pada
permasalahan nyata, yaitu praktek. Misalnya bagaimana membuat kunci pas dll.
5.
Ketrampilan siswa meningkat atau
lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari dari teori yang disampaikan guru
dengan melakukan praktek.
6.
Seorang siswa benar-benar memahami
apa yang disampaikan.
Kelemahan metode praktek.
Kelemahan metode praktek.
7.
Dalam latihan sering terjadi
cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif
siswa.
8.
Guru / pembimbing biasanya setelah
selesai memberi contoh meninggalkan ruangan praktek.
9.
Sifat atau cara latihan kaku atau
tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui
inisiatif individu tidak akan dicapai.
Melalui
kegiatan praktek langsung, diharapkan anak mendapatkan pengalaman melalui
interaksi langsung dengan objek.Sehingga anak membangun pengetahuan baru
berdasarkan pengalaman yang telah dialami oleh anak.
B. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Metode
Praktek Langsung
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
dipraktekkan.
b. Guru mempraktekkan di depan anak-anak secara
langsung.
c. Jika tidak berbahaya bagi anak, anak dapat
mencoba mempraktekkan apa yang telah dipraktekkan oleh guru dengan dibimbing
oleh guru.
Melalui kegiatan praktik langsung
diharapkan anak mendapatkan pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek. Contoh : Guru menuangkan pasir dalam ember. Guru
menekankan kata pada kosa kata yang hendak diperkenalkan pada anak.
C. Contoh
Konkreat Metode Pembelajaran Praktik Langsung
a. Indikator : Menyebutkan bangun ruang dalam kehidupan sehari - hari
b. Kegiatan : “Membuat bangun ruang dari
jarring - jaring”
c. Tujuan :
1. Anak dapat
membuat jaring – jaring bangun ruang
2. Anak dapat
membuat bangun ruang tersebut dan dapat menyebutkan bangun ruang yang lain.
d. Alat :
1. kertas
kerja.
2. penggaris
3. Spidol
4. Gunting
5. Lem
e. Metode :
1. Penyampaian
materi
2. Praktik
langsung
f. Langkah-langkah :
1. Guru
menyiapkan alat/bahan.
2. Guru
menjelaskan materi, memberi contoh pelaksanaan dan tugas.
3. Guru
menyuruh siswa untuk menyiapkan alat / bahan yang akan di praktekan
4. Siswa
mencoba membuat apa yang disuruh oleh guru.
g. Penilaian :
1. Anak mampu
mengerjakan tugas dengan membuat salah satu contoh bangun ruang ( balok, kubus,
dll ).
2. Penugasan.
D.
Manfaat
Metode Praktik Langsung
Metode praktik langsung memiliki beberapa manfaat, yakni:
a. Memacu
kemampuan dasar anak
b. Memacu
kebiasaan dan mental agar yang dipelajari anak dapat lebih mengena atau
berarti, tepat dan berguna. Hal – hal tersebut diatas dapat berhasil apabila
anak juga mengerti konteks keseluruhan dari kibat
drill and practice atau kegunaan
bagi dirinya.
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Praktik Langsung
1. Kelebihan
1.
Pembelajaran lebih bermakna sebab
anak secara langsung dapat mempelajari dan memecahkan masalah secara langsung.
2.
Metode ini sangat sesuai dengan
model pembelajaran konstruktivisme yang sedang dikembangkan dalam pembelajaran
saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir dalam memecahkan masalah.
3.
Siswa lebih mudah mengerti dan
memahami.
4.
Siswa bisa langsung memperaktikkan
setelah mendapatkan teori.
2.
Kelemahan
1.
Kadang membutuhkan biaya yang cukup
besar, khususnya dalam praktek langsung terhadap alat-alat tertentu.
2.
Tanpa bimbingan secara baik,
biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan tidak mendapatkan bimbingan
dengan benar dari gurunya.
3.
Ketidak sediaan alat peraga atau
prasarana yang mendukung.
2. Open Ended
A. Pengertian Open Ended
Open Ended adalah pembelajaran
pendekatan terbuka yang memberikan kebebasan individu untuk mengembangkan
berbagai cara dan strategi pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan
masing-masing peserta didik.
B. Penerapan Problem Open-ended
Dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa
diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab
permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir.
Dihadapkan dengan problem open-ended siswa tidak hanya mendapatkan
jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Pembelajaran dengan pendekatan open-ended
biasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan
pembelajaran membawa siswa dalam menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan
mungkin juga dengan banyak jawaban sehingga mengundang potensi intelektual dan
pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.
C.
Tujuan Pembelajaran melalui Pendekatan
Open-ended
Tujuan pembelajaran melalui pendekatan open ended yaitu
untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis
siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan
kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh
ide-ide matematika memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
Tujuannya agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat
berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif
dari setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Pokok
pikiran dari pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran
yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga
mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dengan
kata lain pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended bersifat
terbuka.
D.
Langkah Guru dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran
Open–Ended.
Langkah penting yang harus dikembangkan guru dalam pembelajran
melalui pendekatan open-ended adalah menyusun rencana pembelajaran. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sebelum problem
tersebut disampaikan kepada siswa, yakni:
a. Apakah masalah
tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan bernilai?
Masalah (problem) harus mendorong
siswa untuk berfikir dari berbagai sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan
konsep-konsep matematika yang sesuai untuk siswa yang berkemampuan tinggi
maupun rendah dengan menggunakan berbagai strategi sesuai kemampuannya.
b. Apakah level
matematika dari masalah (problem) itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan
problem open-ended, mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
mereka punyai. Jika guru memprediksi bahwa persoalan itu diluar jangkauan
siswa, maka problem itu harus diubah/diganti dengan problem yang berada dalam
wilayah pemikiran siswa.
c. Apakah problem itu mengundang pengembangan
konsep matematika lebih lanjut?
Problem harus memiliki keterkaitan atau
dihubungkan dengan konsep-konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat
memacu siswa untuk berfikir tingkat tinggi.
Apabila kita telah memformulasi problem mengikuti kriteria
yang telah dikemukakan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana
pembelajaran yang baik. Pada tahap ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
a. Tuliskan respon siswa yang
diharapkan
Siswa diharapkan merespon problem
open-ended dengan berbagai cara. Oleh karena itu guru harus menuliskan daftar
antisipasi respon siswa terhadap problem. Karena kemampuan siswa dalam
mengekspresikan idea tau pikirannya terbatas, mungkin mereka tidak akan mampu
menjelaskan aktivitas mereka dalam memecahkan problem itu. Namun mungkin juga
mereka mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan cara berbeda. Dengan
demikian antisipasi guru membuat banyak kemungkinan respon yang dikemukakan
siswa menjadi penting dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan
permasalahan sesuai dengan cara kemamapuan siswa.
b. Tujuan dari problem itu diberikan
harus jelas
Guru harus memahami peranan problem
itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Problem dapat diperlakukan sebagai
topik yang independen, seperti dalam pengenalan konsep baru, atau sebagai
rangkuman dari kegiatan belajar siswa. Dari pengalaman, problem open-ended
efektif untuk pengenalan konsep baru atau dalam rangkuman dari kegiatan
belajar.
c. Sajikan problem semenarik mungkin.
Konteks permasalahan yang diberikan
harus dikenal baik oleh siswa dan harus membangkitkan semangat intelektual. Karena problem open-ended memerlukan
waktu untuk berfikir dan mempertimbangkan, maka problem itu harus mampu menarik
perhatian siswa.
d. Lengkapi prinsip
posting problem sehingga siswa memahami dengan mudah maksud dari problem itu.
Problem harus diekspresikan
sedemikian sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan menemukan
pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan jika
eksplanasi problem terlalu ringkas. Hal ini dapat timbul karena guru bermaksud
memberikan kebebasan yang cukup bagi siswa untuk memilih cara dan pendekatan
pemecahan masalah atau bisa diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan
tidak memiliki pengalaman dalam belajar karena terbiasa mengikuti
petunjuk-petunjuk dari buku teks. Untuk menghindari kesulitan yang dihadapi
siswa seperti ini, guru harus memberikan perhatian khusus menyajikan atau
menampilkan problem.
e. Berikan waktu yang cukup kepada
siswa untukmengeksplorasi problem.
Kadang-kadang waktu yang diberikan
tidak cukup dalam menyajikan problem pemecahannya, mendiskusikan pendekatan dan
penyelesaian, dan merangkum apa yang telah siswa pelajari. Oleh karena itu guru
harus memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem. Berdiskusi secara aktif anatara
siswa dan antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting
dalam pembelajaran open-ended. Guru dapat membuat dua periode waktu untuk satu
problem open-ended. Periode pertama, siswa bekerja secara individual atau
kelompok dalam memecahkan problem dan membuat rangkuman dari proses penemuan
yang mereka lakukan. Kemudian periode kedua, digunakan untuk diskusi kelas
mengenai strategi dan pemecahan serta penyimpulan dari guru, dari pengalaman
pembelajaran seperti ini terbukti efektif.
E.
Contoh Kongkreat Metode Pembelajaran
Open-Ended
a. Kegiatan Awal :
1. Guru melakukan tanya jawab untuk mengecek
pengetahuan persyaratan dan ketrampilan yang dimiliki siswa.
2. Guru menginformasikan kepada siswa
materi yang akan mereka pelajari dan kegunaan materi tersebut.
b. Kegiatan Inti :
1. Memberi masalah .
Guru
memberi masalah open – ended yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
2. Mengeksplorasi
Masalah
Waktu mengeksplorasi masalah dibagi dua
sesi. Sesi pertama untuk bekerja secara individual untuk menyelesaikan masalah.
Pada sesi kedua siswa bekerja secara kelompok untuk mendiskusikan hasil
pekerjaan individunya.
3. Merekam
Respon Siswa
Guru meminta beberapa orang siswa
sebagai wakil dari beberapa kelompok untuk mengemukakan hasil diskusi. Siswa
diharapkan merespon masalah dengan berbagai cara atau penyelesaian dan guru
merekamnya
4. Pembahasan
Respon Siswa (diskusi siswa)
Guru mencatat respon siswa, pendekatan
atau solusi masalah mereka dan menulis sebanyak mungkin kemungkinan respon
siswa dan mendaftarnya. Kemudian guru mengelompokan siswa sesuai dengan sudut
pandang tertentu. Dalam proses diskusi kelas guru mendorong siswa agar
memberikan jawaban dan kesimpulan konsep yang diajarkan.
5. Meringkas
apa yang dipelajari
Hasil diskusi kelas disimpulkan,
kemudian guru memberikan soal-soal lain yang berkaitan dengan materi yang
sedang dipelajari dan siswa diminta mengerjakannya baik secara individu maupun
kelompok.
c. Kegiatan
Akhir :
1. Guru
memberikan soal – soal untuk dikerjakan dirumah
2. Guru
memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
F.
Kelebihan dan Kelemahan pendekatan Open–Ended.
Dalam pendekatan open-ended guru memberikan permasalah
kepada siswa yang solusinya tidak perlu ditentukan hanya melalui satu jalan.
Guru harus memanfaatkan keragaman cara atau prosedur yang ditempuh siswa dalam
menyelesaikan masalah. Hal tersebut akan memberikan pengalaman pada siswa dalam
menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan cara
berfikir matematik yang telah diperoleh sebelumnya. Ada beberapa kelebihan dari
pendekatan ini, antara lain:
a. Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif
serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya.
b. Siswa memiliki kesempatan lebih
banyak menerapkan pengetahuan serta keterampilan matematika secara
komprehensif.
c. Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan untuk
mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri.
d. Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban
yang mereka berikan.
e. Siswa memiliki banyak pengalaman,
baik melalui temuan mereka sendiri maupun dari temannya dalam menjawab
permasalahan.
Disamping kelebihan yang dapat diperoleh dari pendekatan
open-ended, terdapat juga beberapa kelemahan, diantaranya:
a. Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang
bermakna bagi siswa.
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahamai siswa sangat
sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.
c. Karena
jawaban bersifat bebas, siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau
mencemaskan jawaban mereka.
d. Mungkin ada sebagian
siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena
kesulitan yang mereka hadapi.
3.
STAD ( Student Teams Achievement )
A.
Pengertian STAD ( Student Teams
Achievement )
Model pembelajaran STAD termasuk
model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran
kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama dan merekaharus mengkoordinasikan usahanya
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model
pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan
siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan
keterampilan sosial.
B. Prinsip Pembelajaran
Kooperatif sebagai berikut.
a. Setiap anggota kelompok
(siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok
(siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang
sama.
c. Setiap anggota kelompok
(siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok
(siswa) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap anggota kelompok
(siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama
selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompok
(siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
C. Ciri Pembelajaran
Kooperatif
Menurut Nur dalam
Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagaiberikut:
a.
Siswa dalam kelompok secara kooperatif
menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan gender.
c.
Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada
masing-masing individu.
D. Sintaks Model
Pembelajaran STAD
Langkah-langkah model
pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti berikut :
Tabel 2.1 Enam Langkah
Model Pembelajaran STAD
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah laku guru
|
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
|
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Menyajikan informasi
Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok- kelompok belajar
Membimbimg kelompok belajar
Evaluasi
Memberikan penghargaan
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasaryang akan dicapai serta
memotivasi siswa
Guru menyajikan informasi kepada
siswa
Guru menginformasikan pengelom-pokkanSiswa
Guru memotivasi serta
memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentangmateri pembelajaran yang telah dilaksanakan
Guru memberi penghargaan hasil
belajarindividual dan kelompok
|
Model pembelajaran STAD dikembangkan
oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas
tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok
haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai
suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar
kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui diskusi dan kuis.
Sintaks model
Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :
a.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang
secara heterogen.
b. Guru menyajikan
pelajaran.
c. Guru memberi tugas pada
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d. Peserta didik yang bisa
mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
e. Guru memberi
kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta
didik tidak boleh saling membantu.
f. Guru memberi penghargaan
(rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
g. Guru memberikan
evaluasi.
h. Penutup.
Dalam STAD, penghargaan kelompok
didasarkan atas skor yang didapatkan oleh kelompok dan skor
kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin
peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuanpada tabel 2.2
berikut.
Tabel 2.2 Kriteria
Pemberian Skor Peningkatan STAD
Skor Kuis
|
Poin peningkatan
|
Lebih dari 10 point di bawah skor
dasar
1-10 point di bawah skor dasar
Skor dasar sampai 10 poin di atas
skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor
dasar
Hasil sempurna (tidak
mempertimbangkan skor dasar
|
5
10
20
30
30
|
Catatan: Nilai kuis
sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar(Sumber:Slavin, 1995 dalam Parlan,
2006:17)
Skor kelompok untuk
setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan yang diperoleh oleh
setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poinpeningkatan anggota
kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan
dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Predikat
Keberhasilan Kelompok
Kriteria
|
Nilai Perkembangan
|
Excellent
The best teams
Good teams
General teams
|
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5
|
(Sumber: Slavin,
1995 dalam Supriyo, 2008:50)
E. Contoh
Konkreat pembelajaran STAD
Berikut ini uraian
selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) :
1.
Pengajaran
Tujuan utama dari
pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang
direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu
dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan,
pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan
dalam penyajian materi pelajaran.
a. Pembukaan
1)
Menyampaikan pada siswa apa
yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin
tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan
nyata, atau cara lain.
2)
Guru dapat menyuruh siswa
bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka
pada pelajaran tersebut.
3)
Ulangi secara singkat
ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b.
Pengembangan
1)
Kembangkan materi
pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2)
Pembelajaran kooperatif
menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan.
3)
Mengontrol pemahaman siswa
sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
4)
Memberi penjelasan mengapa
jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
5)
Beralih pada konsep yang
lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
c.
Latihan Terbimbing
1)
Menyuruh semua siswa
mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.
2)
Memanggil siswa secara acak
untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa
selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
3)
Pemberian tugas kelas tidak
boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau
dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2.
Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas
anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman
satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan
yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk
mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru
menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan
cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
a)
Mintalah anggota kelompok
memindahkan meja / bangku mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.
b)
Berilah waktu lebih kurang
10 menit untuk memilih nama kelompok.
c)
Bagikan lembar kegiatan
siswa.
d)
Serahkan pada siswa untuk
bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada
tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing
siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya.
Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok
bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek,
maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian
memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
e)
Tekankan pada siswa bahwa
mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok
dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar
kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi
penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan
teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika
mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya
sebelum bertanya guru.
f)
Sementara siswa bekerja
dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok
yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam
kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan
sebagainya.
3.
Kuis
Kuis dikerjakan siswa
secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah
diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai
nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4.
Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus
dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai
perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang
lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai
perkembangan individu dalam kelompoknya.
F. Kelebihan dan Kekurangan
pembelajaran Tipe STAD
A. Kelebihan model
pembelajaran Kooperatif STAD menurut Davidson (dalam Nurasma,2006:26) :
a.
Meningkatkan kecakapan individu
b.
Meningkatkan kecakapan kelompok
c.
Meningkatkan komitmen
d.
Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman
sebaya
e.
Tidak bersifat kompetitif
f.
Tidak memiliki rasa dendam
B.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Slavin (dalam
Nurasma 2006:2007 ) yaitu:
a.
Konstribusi dari siswa berprestasi rendah
menjadi kurang
b.
Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada
kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
G. Hubungan Penerapan
Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam proses belajar
mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang
dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi
interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi
yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep
fisika secara benar.
Pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat)
terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan kooperatif
yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat
menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Pengajaran fisika yang disajikan
dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan
pengalaman - pengalaman sosial sebab
mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya.
Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama.Dalam pembelajaran STAD ini
anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang berbeda - beda, sehingga melatih
siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan.
Disamping itu
pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih
siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati.
Apabila ditinjau dari proses pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih
membawa siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa
aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran
fisika yang disajikan dengan dengan penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Metode
praktik langsung adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara
melakukannya secara langsung, sedangkan open ended adalah pembelajaran
pendekatan terbuka yang memberikan kebebasan individu untuk mengembangkan
berbagai cara dan strategi pemacahan masalah sesuai dengan kemampuan masing –
masing peserta didik dan pembelajaran STAD ( kooperatif ) adalah prestasi
belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman
dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
B.
SARAN
1. Sebagai
seorang pendidik harus bisa mengaplikasikan berbagai metode diantaranya yaitu
praktik langsung, open ended dan STAD.
2. Harus
biasa merangsang peserta didik supaya
berkembang menjadi seorang siswa yang aktif dan kreatif.
3.
Harus dapat membuat
peserta didik cepat memecahkan masalah yang diberikan oleh seorang pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad.Ramadhan.23Februari2013.http://nahdamar.blogspot.com/2013/02/model-pembelajaran-open-ended.html.diakses
22 Mei 2015
Sucipto. 2009. (Online) http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2009/12/31/metode-mengajar-praktek/ (diakses 4
Maret 2014).
https://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/
https://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/
http://delta4mathandcrochet.blogspot.com/2014/02/makalah-model-pembelajaran-langsung_12.html